Dari beberapa referensi dan tutorial yang ada di layanan video dalam jaringan (online) youtube dapat disimpulkan beberapa pola atom yang akan berperan sebagai atom pusat dalam struktur Lewis suatu molekul. Atom H dan F tidak pernah berperan sebagai atom pusat.
- Molekul yang memiliki atom tunggal maka atom tunggal itu yang biasanya akan berperan sebagai atom pusat.
Contoh:
H2O → O
CH4 → C
NO3– → N
XeF4 → Xe
MnO4– → Mn
CrO2F2– → Cr
ClO4- → Cl
→ (dibaca "atom pusatnya adalah") - Molekul yang memiliki atom tunggal lebih dari 1 maka yang berperan adalah atom tunggal yang valensinya lebih tinggi, jika terdapat logam transisi sebagai atom tunggal maka ia yang dapat prioritas sebagai atom pusat.
Contoh:
POCl3 → P.
P atom trivalen, O atom divalen, Cl atom monovalen.
NCO– → C
VOCl3 → V
Valensi di sini dimaknai sebagai jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan dengan atom lain dalam suatu molekul/ion. C atom tetravalen, N dan P atom trivalen, O atom divalen, F, Cl, biasa sebagai monovalen. - Molekul yang memiliki 2 atom tunggal atau lebih namun valensinya sama maka atom yang lebih besar (berada di periode lebih besar pada sistem periodik unsur) akan lebih berhak sebagai atom pusat.
Contoh:
SOCl2 → S, S satu golongan dengan O, sama-sama atom divalen, S berada di bawah O (S berada di periode 3 sementara itu O berada di periode 2 atau boleh dengan alasan S memiliki jari-jari atom lebih besar). - Perkecualian:
N2O → N
Meskipun O jumlahnya 1 tetapi jari-jari N lebih besar atau elektronegativitas N (3,04 skala Pauling) lebih kecil dibanding O (3,44 skala Pauling).
CNO- (ion fulminat) → N
Ketiganya jumlah atomnya sama, pada ion fulminat N mengambil posisi sebagai atom pusat walaupun ini tidak stabil (secara fakta memang ada ion fulminat ini), berbeda pada ion sianat (NCO-) yang lebih stabil. Mengapa N sebagai atom pusat pada ion fulminat ini, penulis belum mendapatkan argumen yang meyakinkan?
S2O → S
Meskipun O jumlahnya 1 tetapi jari-jari S lebih besar atau elektronegativitas S (2,58 skala Pauling) lebih kecil dibanding O (3,44 skala Pauling).
S2O32– → S
Alasannya karena S memiliki jari-jari atom lebih besar atau elektronegativitasnya lebih kecil dibandingkan O.
NSF → S
Alasannya karena S memiliki jari-jari atom lebih besar atau elektronegativitasnya lebih kecil dibandingkan N dan F.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar