Soal Nomor 1
Di antara senyawa oksida nitrogen berikut ini, yang mengandung 36,4% massa oksigen adalah:
A. NO
B. N2O
C. N2O3
D. N2O4
E. N2O5
Pembahasan Soal Nomor 1
Ar N = 14,01 dan Ar O = 16
Variabel | N | O |
Persen | 100% - 36,4% = 63,6% | 36,4 % |
Massa tiap 100 g | 63,6 g | 36,4 g |
Ar | 14,01 | 16 |
Jumlah zat (mol) | 63,6/14,01 = 4,540 | 36,4/16 = 2,275 |
Perbandingan jumlah zat | 4,540/2,275 | 2,275/2,275 |
Jumlah atom | 2 | 1 |
Jadi senyawa tersebut adalah N2O
Soal Nomor 2
Untuk mengoksidasi 25 gram cuplikan FeSO4 (Mr = 152), diperlukan 6,125 gram K2Cr2O7 (Mr = 294). Pada reaksi ini ion dikromat berubah menjadi Cr3+, sedangkan Fe2+ berubah menjadi Fe3+. Kadar FeSO4 dalam cuplikan di atas adalah
A. 19%
B. 38%
C. 48%
D. 76%
E. 92%
Pembahasan Soal Nomor 2
Tentukan reaksi setara atom dan muatannya:
Fe2+ → Fe3+ + e–
Cr2O72- + 14H+ + 6e– → 2Cr3+ + 7H2O
Setarakan jumlah elektron yang dilepas dengan yang diterima:
6Fe2+ → 6Fe3+ + 6e–
Cr2O72- + 14H+ + 6e– → 2Cr3+ + 7H2O
6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ → 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O
Jumlah K2Cr2O7 = 6,125/294 = 0.020833 mol
Jumlah FeSO4 = 6 × jumlah K2Cr2O7 = 6 × 0,020833 = 0,125 mol
Massa FeSO4 yang bereaksi = 0,125 mol × 152 g/mol = 19 g
Kadar FeSO4 = (19 g : 25 g) × 100% =76%
Soal Nomor 3
Volume larutan H3PO4 0,1 M yang tepat bereaksi dengan larutan 50 mL Ba(OH)2 0,25 M adalah
A. 50 mL
B. 83,3 mL
C. 125 mL
D. 150 mL
E. 250 mL
Pembahasan Soal Nomor 3
Tentukan reaksi setara atom dan muatannya:
Reaksi Setara | 2H3PO4 | + | 3Ba(OH)2 | → | Ba3(PO4)2 | + | 6H2O |
V × M | n × 0,1 | 50 × 0,25 | |||||
Jumlah zat (mmol) | 2/3 × 12,5 = 8,33 | 12,5 | 1/3 × 12,5 | 25 |
n = 83,3 mL
Soal Nomor 4
Di antara konfigurasi elektron berikut yang menunjukkan unsur logam adalah
A. 1s2 2s2 2p5
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 4p1
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 4p6
Pembahasan Soal Nomor 4
A. 1s2 2s2 2p5 → golongan 7A (F-non logam)
B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 → golongan 8A (Ar-non logam)
C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2 → golongan 4B (Ti-logam transisi)
D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p1 → golongan 3A (Ga-logam )
E. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 → golongan 8A (Kr-gas mulai)
Soal Nomor 5
Struktur Lewis berikut ini:
Adalah representasi dari
A. NO2–
B. NO2+
C. NO2
D. NO2+ dan NO2–
E. NO2, NO2+ dan NO2–
Pembahasan Soal Nomor 5:
O golongan 6A = 6 elektron valensi
N golongan 5A = 5 elektron valensi
Muatan formal (MF) = Σ elektron valensi atom – Σ elektron bebas atom – Σ ikatan sekitar atom
MF O = 6 – 4 – 2 = 0;
MF N = 5 – 0 – 4 = +1,
Jadi gambar di soal ini merupakan representasi NO2+
Soal Nomor 6
Di antara senyawa alkana berikut ini yang mempunyai interaksi van der Waals paling tinggi adalah
A. CH3CH2CH2CH2CH2CH3
B. CH3CH2CH3
C. CH3CH2C(CH2)4CH3
D. CH3CH2CH2CH3
E. CH3(CH2)3CH3
Pembahasan Soal Nomor 6
Semua senyawa alkana (senyawa netral) maka interaksi van der Waals yang terdapat di dalamnya adalah gaya dispersi London.
Gaya dispersi London semakin besar bila berat molekulnya bertambah. Selain juga dipengaruhi bentuk molekulnya. Dengan jumlah atom C yang sama untuk alkana rantai karbon yang lebih panjang maka yang memiliki gaya dispersi London terbesar. Sulit diperkirakan bila yang diperbandingkan beda jumlah atom C dan beda bentuk molekul (lurus/bercabang).
Soal Nomor 7
Jika NaBr larut dalam air, maka jenis gaya antarmolekul yang harus diputuskan adalah
A. Gaya ion-ion
B. Ikatan hidrogen
C. Gaya ion-dipol
D. Gaya ion-ion dan ikatan hidrogen
E. Dipol-dipol
Pembahasan Soal Nomor 7:
Agar NaBr dapat larut dalam air maka yang harus diputuskan adalah gaya ion-ion dari NaBr dan ikatan hidrogen dalam air. NaBr (berikatan ion) akan tersolvasi dalam air sehingga air harus menyediakan ruang solvasi ion Na+ dan Br– yang ukurannya cukup besar. Penyediaan ruang solvasi ion-ion ini tentu saja harus memutuskan ikatan hidrogen yang ada antarmolekul air.
Soal Nomor 8
Di antara teknik-teknik berikut ini yang tidak dapat digunakan untuk menghitung ∆Hreaksi adalah
A. Menggunakan panas pembentukan reaktan dan produk
B. Menggunakan titik leleh reaktan dan produk
C. Hukum Hess
D. Menggunakan energi ikatan reaktan dan produk
E. Kalorimeter
Pembahasan Soal Nomor 8:
Cukup jelas, bahwa titik leleh suatu zat bukanlah hasil dari reaksi kimia, namun hanya perubahan fisik sehingga tidak dapat digunakan dalam penentuan ∆Hreaksi.
Soal Nomor 9
Di antara zat berikut ini
I. HCl(g)
II. Na(s)
III. HCl(aq)
IV. F2(g)
Yang mempunyai nilai entalpi pembentukan standar ∆H0f = 0 adalah
A. I, II, III, dan IV
B. I, II, dan IV
C. I dan II
D. II dan IV
E. Hanya II
Pembahasan Soal Nomor 9:
∆H0f = 0 ada dalam unsur monoatomik maupun diatomik, tidak pada molekul senyawa.
Na dan F2 adalah unsur, jadi ∆H0f = 0
Soal Nomor 10
Jika diketahui data energi ikatan sebagai berikut: H–H = 436 kJ/mol, O–O = 142 kJ/mol,
O=O = 499 kJ/mol dan H-O = 460 kJ/mol, maka entalpi reaksi pembentukan H2O2 adalah
A. –127
B. –209
C. –484
D. –841
E. +127
Pembahasan Soal Nomor 10:
∆Hf itu dihutung dari unsur-unsur penyusunnya. Untuk dapat menghitung dengan tepat harus dapat menggambar struktur lewis dengan benar. H2O2 → H–O–O–H tidak ada ikatan rangkap.
H–H + O=O → H–O–O–H
H–H | + | O=O | → | H–O–O–H | |
+436 | +499 | +460+142+460 | |||
+935 | – | +1062 | = –127 kJ |
Soal Nomor 11
Di antara padatan berikut ini, yang memiliki interaksi antarmolekul hanya melalui gaya van der Waals adalah
A. CO2
B. SiO2
C. Cu
D. MgO
E. CH3CH2OH
Pembahasan Soal Nomor 11:
Interaksi paling lemah dimiliki oleh senyawa non-polar yang disebut dengan gaya London
Ada 2 senyawa non-polar yaitu CO2 dan SiO2 , CO2 massanya lebih ringan dibanding SiO2. Sehingga interaksinya
Soal Nomor 12
Jika tekanan osmotik darah adalah 7,65 atm pada 37 oC, maka massa (dalam gram) glukosa (C6H12O6, massa molar = 180,2 g/mol) yang dibutuhkan untuk membuat 1,00 liter larutan injeksi intravenous yang tekanan osmotiknya sama dengan tekanan ormotik darah adalah
A. 3,00 g
B. 4,44 g
C. 25,4 g
D. 45,3 g
E. 56,0 g
Pembahasan Soal Nomor 12:
π = MRT
7,65 atm = M × 0,08205 L·atm/mol·K × (273+37)K
7,65 atm = M × 0,08205 L·atm/mol·K × (310)K
7,65 atm = M × 25,4355 L·atm/mol
M = 7,65 atm / 25,4355 L·atm/mol
M = 0,30 mol/L
Jumlah glukosa = 0,300 mol/L × 1 L = 0,300 mol
Jadi massa glukosa = 0,300 mol × 180,2 g/mol = 54,06 g
Soal Nomor 13
Larutan aseton dibuat dengan cara melarutkan 0,50 mol aseton (Po = 345 torr) dalam 1,00 mol etanol (P0 = 59,8 torr) pada 25 oC . Fraksi mol aseton dalam fasa uap di atas larutan tersebut adalah
A. 0,26
B. 0,33
C. 0,50
D. 0,67
E. 0,74
Pembahasan Soal Nomor 13
Fraksi mol (X) setiap larutan:
Xaseton = 0,50/(0,50+1,00) = 1/3
Xetanol = 1,00/(0,50+1,00) = 2/3
Plarutan = Paseton + Petanol
Plarutan = P°aseton Xaseton + P°etanol Xetanol
Plarutan = 345 × 1/3 + 59,8 torr × 2/3l
Plarutan = 115 torr + 39,87 torr
Plarutan = 154,87 torr
Jadi fraksi mol dalam fasa uap adalah:
Aseton = 115/154,87 = 0,74
Etanol = 39,87/154,87 = 0,26
Soal Nomor 14
Telah diketahui bahwa sifat koligatif suatu larutan ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut. Anda melakukan percobaan untuk menentukan tekanan uap jenuh dari keempat larutan berikut ini:
a. 0,13 m BaCl2
b. 0,22 m MnSO4
c. 0,24 m ZnSO4
d. 0,41 m Etilen glikol (nonelektrolit)
Berdasarkan berkurangnya tekanan uap larutan, maka urutan yang paling tepat adalah
A. a > b > c > d
B. b > a > d > c
C. a > d > c > b
D. a > d > b > c
E. d > c > b > a
Pembahasan Soal Nomor 14
Secara kasar dapat diprediksi dengan cara berikut:
- 0,13 m BaCl2 → Ba2+ + 2Cl– (total ada 3 partikel ion) → 0,13 m × 3 = 0,39 m (a)
- 0,22 m MnSO4 → Mn2+ + SO42– (total ada 2 partikel ion) → 0,22 m × 2 = 0,44 m (b)
- 0,24 m ZnSO4 → Zn2+ + SO42– (total ada 2 partikel ion) → 0,24 m × 2 = 0,48 m (c)
- 0,41 m Etilen glikol (nonelektrolit) → total hanya ada 1 partikel → 0,41 m (d)
Soal Nomor 15
Untuk reaksi fasa gas 3H2 + N2 → 2NH3 maka laju hilangnya H2 dibandingkan terhadap laju pembentukan NH3 adalah
A. laju awal sama
B. laju hilangnya H2 adalah 1/2 laju munculnya NH3
C. laju hilangnya H2 adalah 3/2 laju munculnya NH3
D. laju hilangnya H2 adalah 2/3 laju munculnya NH3
E. laju hilangnya H2 adalah 1/3 laju munculnya NH3
Pembahasan Soal Nomor 15
Laju reaksi dapat diukur berdasarkan kecepatan menghilangnya (berkurangnya) reaktan karena akan berubah menjadi produk.
atau
Laju reaksi dapat diukur berdasarkan kecepatan munculnya (bertambahnya) produk yang dihasilkan dalam suatu reaksi.
Laju rekasi pada persamaan reaksi pembentukan NH3 dari H2 dan N2 daat dituliskan:
Laju hilangnya (tanda minus) H2 = 3/2 laju munculnya (tanda plus) NH3
Soal Nomor 16
Dalam suatu ruang tertutup pada suhu tertentu terdapat 0,02 mol gas N2; 0,06 mol gas H2 dan 0,05 mol gas NH3 dalam keadaan setimbang. Jika dalam ruang dimasukkan 0,1 mol Cr2O3 sebagai katalis, maka:
A. Jumlah N2 menjadi kurang dari 0,02
B. Jumlah NH3 menjadi 0,06 mol
C. Kesetimbangan bergeser ke kiri
D. Harga tetapan kesetimbangan K menjadi lebih besar
E. Susunan kesetimbangan tidak berubah
Pembahasan Soal Nomor 16
Peran katalis adalah untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan, sehingga tidak mempengaruhi susunan kesetimbangan.
Soal Nomor 17
Pada temperatur tetap, perbandingan konsentrasi gas-gas SO2 : SO3 dalam kesetimbangan reaksi 2SO2 (g) + O2 (g) ⇌ 2SO3 (g) akan berbanding lurus dengan
A. [O2 ] –2
B. [O2 ] –1/2
C. [O2 ]0
D. [O2 ]1/2
E. [O2 ]2
Pembahasan Soal Nomor 17
karena K adalah konstanta artinya tidak berpengaruh terhadap perbandingan konsentrasi gas-gas SO2 : SO3
Soal Nomor 18
Jika Anda mencampurkan natrium hidroksida, NaOH dan asam asetat CH3CO2H dalam jumlah molar yang sama, maka spesi utama yang terdapat dalam larutan yang dihasilkan adalah (Diketahui Ka CH3CO2H = 2 × 10–5)
A. Na+, CH3CO2–, OH–, dan H2O
B. Na+, CH3CO2H, OH–, dan H2O
C. Na+, CH3CO2–, H3O+, dan H2O
D. Na+, CH3CO2H, H3O+, dan H2O
E. Na+, CH3CO2–, CH3CO2H, OH–, dan H2O
Pembahasan Soal Nomor 18
Reaksi setara | NaOH | + | CH3CO2H | → | CH3CO2Na | + | H2O |
Perbandingan Koefisien | 1 | 1 | 1 | 1 | |||
Jumlah zat sama (misal 1) awal | 1 | 1 | - | - | |||
Jumah zat bereaksi | -1 | -1 | +1 | +1 | |||
Jumlah zat akhir | - | - | 1 | 1 |
Spesi yang ada adalah CH3CO2Na dan H2O. Karena CH3CO2Na ada dalam bentuk ion (Na+,
dan CH3CO2–) dan CH3CO2– itu dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air)
CH3CO2– + H2O → CH3CO2H + OH–
Karena nilai Ka CH3CO2H < 1 maka sebenarnya tidak semua CH3CO2H terurai dan bereaksi dengan NaOH.
Soal Nomor 19
Diketahui: Ksp CdS = 3,6 × 10–29 ; Ksp ZnS = 1,1 × 10–21 .
Tetapan kesetimbangan reaksi berikut:
CdS(s) + Zn2+(aq) ⇌ ZnS(s) + Cd2+(aq)
adalah
A. 3,3 × 10–8
B. 2,7 × 10–4
C. 4,2 × 105
D. 2,5 × 1049
E. 3,1 × 107
Pembahasan Soal Nomor 19
Soal Nomor 20
Diketahui bahwa H2S adalah asam yang lebih kuat dari HCN.
(H2S: Ka1 = 1,0 × 10–7; Ka2 = 1,3 × 10–13 ; Ka HCN = 6,0 × 10–10)
Tentukanlah, bila memungkinkan, ke arah manakah kesetimbangan berikut berada:
HCN (aq) + HS– (aq) ⇌ CN– (aq) + H2S(aq)
A. Kesetimbangan mengarah ke kiri
B. kesetimbangan mengarah ke kanan
C. Kesetimbangan sempurna setimbang ke arah kiri dan kanan
D. Dapat ditentukan bila keasaman relatif HS– diketahui
E. Tidak dapat ditentukan
Pembahasan Soal Nomor 20
Karena nilai K sangat kecil (K < 1) artinya reaktan jumlahnya lebih dominan dipanding produk berarti reaksi tersebut mengarah ke kiri.
Soal Nomor 21
Di antara asam-asam berikut yang mempunyai basa konjugasi paling kuat adalah
A. Asam askorbat, Ka = 8,0 × 10–5
B. Asam benzoat, Ka = 6,5 × 10–5
C. Asam 3-chlorobenzoat, Ka = 1,5 × 10–4
D. Asam 2-hidroksibenzoat, Ka = 1,1 × 10–3
E. Asam Chloroasetat, Ka = 1,4 × 10–3
Pembahasan Soal Nomor 21
Basa konjugasi paling kuat jika Kb terbesar atau Ka terkecil karena ada hubungan Kb = Kw / Ka
Jadi Kb nilainya berbanding terbalik dengan nilai Ka. Semakin kecil nilai Ka maka semakin besar nilai Kb-nya.
Soal Nomor 22
Mengenai setengah reaksi berikut ini:
ClO3– + 6H+ + 5e– → ½Cl2 + 3H2O
Pernyataan yang tepat adalah
A. Oksidasi klor
B. Oksidasi H+
C. Reduksi klor
D. Reduksi H+
E. Auto reduksi-oksidasi
Pembahasan Soal Nomor 22:
Klor mengalami reduksi yang tinjukkan dengan penurunan biloks-nya dari +5 menjadi 0.
Soal Nomor 23
Besarnya potensial sel (E0 sel) untuk reaksi berikut ini:
2Au3+(aq) + 3Zn(s) → 2Au(s) + 3Zn2+(aq)
jika diketahui :
Au3+(aq) + 3e– → Au(s) E0 = +1,50 V
Zn2+(aq) + 2e– → Zn(s) E0 = -0,76 V
adalah
A. +0,74 V
B. +1,48 V
C. +2,26 V
D. -1,48 V
E. -2,26 V
Pembahasan Soal Nomor 23
Soal Nomor 24
Di antara kelompok senyawa berikut yang termasuk aldehida, asam, dan alkohol (tidak perlu berurutan) adalah
A. HCO2H, CH3CO2CH3, CH3CH2OH
B. H2CO, CH3CH2OH, CH3CO2CH3
C. CH3CO2H, CH3OH, CH3CH2OCH3
D. H2CO, CH3CO2H, CH3CHO
E. H2CO, CH3CO2H, CH3CH2OH
Pembahasan Soal Nomor 24
A. HCO2H(asam), CH3CO2CH3 (ester), CH3CH2OH (alkohol)
B. H2CO(aldehid), CH3CH2OH (alkohol), CH3CO2CH3(ester)
C. CH3CO2H(asam), CH3OH(alkohol), CH3CH2OCH3 (eter)
D. H2CO(aldehid), CH3CO2H(asam), CH3CHO (aldehid)
E. H2CO(aldehid), CH3CO2H(asam), CH3CH2OH(alkohol)
Soal Nomor 25
Di antara kelima senyawa organik di bawah ini yang paling benar tata namanya secara IUPAC adalah
A. 2-bromo-4-hidroksi-4-petena
B. 2-metil-1-petena-4-ol
C. 2-kloro-1,3-sikloheksadiena
D. 2-metil-2-heksena-4-ol
E. 5-metil,-sikloheksana-1-ol
Pembahasan Soal Nomor 25
Nama:
A. seharusnya adalah 4-bromo-2-hidroksi-1-pentena
B. seharusnya 2-hidroksi-4-metil-1-pentena
D. seharusnya 3-hidroksi-5-metil-4-heksena
E. seharusnya 5-metil-1-sikloheksena-1-ol
Soal Nomor 26
Urutan keasaman yang paling tepat untuk senyawa-senyawa berikut
adalah
A. I > III > II
B. I > II > III
C. II > I > III
D. II > III > I
E. III > I > II
Pembahasan Soal Nomor 26
Senyawa I adalah asam asetat, senyawa II adalah alkohol tersier, senyawa III adalah alkohol sekunder. Alkohol primer lebih polar dibanding alohol skunder dan primer. Jumlah gugus pendonor elektron berkurang dengan urutan: alohol tersier > alkohol skunder > alkohol primer. Alkohol primer memiliki kekuatan asam yang lebih besar dibanding alkohol skunder dan tersier.
Jadi I > III > II
Soal Nomor 27
Semua senyawa berikut ini mempunyai rumus molekul C4H10O dan merupakan isomer. Yang bukan isomer C4H10O adalah
A. Butanon
B. Dietil eter
C. Metil propil eter
D. 1-butanol
E. 2-metil-2-propanol
Pembahasan Soal Nomor 27:
Soal Nomor 28
Reaksi kesetimbangan berikut ini:
Reaksi tersebut adalah :
A. Reaksi subtitusi
B. Reaksi adisi Markovnikov
C. Reaksi adisi anti Markovnikov
D. Rekasi eliminasi
E. Reaksi radikal
Pembahasan Soal Nomor 28
Reaksi tersebut adalah reaksi adisi Markovnikov karena reaksi terjadi melalui pembentukan karbokation stabil. Hanya saja diikuti penataan ulang agar karbokation yang terbentuk stabil yaitu pada karbokation tersier, dibanding karbokation yang berasal dari karbon alkena (karbokation skunder).
Soal Nomor 29
Jika senyawa sikloheksena direaksikan dengan (Br2, hν) sebagaimana skema berikut:
maka bromida dapat masuk pada posisi nomor?
A. Pada nomor 1 dan 6
B. Pada nomor 2 dan 3
C. Pada nomor 2 dan 5
D. Pada nomor 3 dan 4
E. Hanya 4
Pembahasan Soal Nomor 29
Br2 akan terpecah menjadi radikal bebas kemudian masuk di posisi no 2 atau 5 dengan menghasilkan radikal H. Radikal H ini dengan radikal Br yg tersisa akan membentuk HBr.
Soal Nomor 30
Di antara spesi berikut yang merupakan ion karbonium tersier adalah
Pembahasan Soal Nomor 30
Ion karbonium tersier adalah atom C yang bermuatan positif dan mengikat 3 atom C yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar