Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan tunggal. Bila senyawa alkana diurutkan berdasarkan jumlah atom C nya, ternyata ada perbedaan jumlah atom C dan H secara teratur yaitu CH$_2$. Deret senyawa ini merupakan deret homolog yaitu suatu deret senyawa sejenis yang perbedaan jumlah atom suatu senyawa dengan senyawa berikutnya sama. Senyawa alkana mempunyai rumus (James E. Brady): C$_n$H$_{2n+2}$.
Nama-nama sepuluh alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 10 terdapat pada tabel berikut ini. Hal ini merupakan dasar nama-nama seluruh senyawa organik.
Untuk lebih lengkapnya akan disajikan pula nama-nama alkana jika jumlah atom C lebih dari 10.
Pada penulisan rumus senyawa karbon dikenal rumus molekul dan rumus struktur. Contoh penulisan rumus molekul dan rumus struktur alkana dapat dilihat pada Tabel berikut:
Berdasarkan strukturnya alkana merupakan suatu hidrokarbon yang mempunyai ikatan tunggal antara C dan C nya. Oleh karena semua C sudah mengikat 4 atom lain, maka alkana disebut hidrokarbon jenuh atau parafin. Parafin artinya mempunyai daya gabung yang kecil atau sukar bereaksi dengan zat lain.
Dalam senyawa alkana juga dikenal adanya gugus alkil. Gugus alkil adalah alkana yang telah kehilangan satu atom H. Gugus alkil ini dapat dituliskan dengan menggunakan rumus:C$_n$H$_{2n+1}$. Dengan menggantikan satu atom H, maka namanya juga akan berubah dari metana menjadi metil. Berikut ini beberapa gugus alkil yang biasa digunakan.
Tatanama Senyawa hidrokarbon alkana
Aturan IUPAC untuk penamaan alkana bercabang sebagai berikut:
1). Nama alkana bercabang terdiri dari dua bagian, yaitu:
a) Bagian pertama, di bagian depan, yaitu nama cabang (cabangcabang).
b) Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk.
(John Mc. Murry Fay, 4th ed.)
Contoh: pada senyawa alkana 2-metil butana.
2). Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Bila terdapat dua atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana, tergantung pada panjang rantai.
Contoh:
3). Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi il. Gugus alkil mempunyai rumus umum C$_n$H$_{2n + 1}$ dan dinyatakan dengan lambang R (lihat tentang alkil).
4). Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian hingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
Contoh:
5). Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, hal ini dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya pada nama cabang.
6). Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad dari nama cabang itu.
Misalnya:
*). Etil ditulis terlebih dahulu daripada metil.
*). Isopropil ditulis terlebih dahulu daripada metil.
Berdasarkan aturan tersebut, penamaan alkana dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1). Memilih rantai induk, yaitu rantai terpanjang yang mempunyai cabang terbanyak.
2). Memberi penomoran dimulai dari salah satu ujung, sehingga cabang mendapat nomor terkecil.
3). Menuliskan nama dimulai dengan nama cabang yang disusun menurut abjad, kemudian diakhiri dengan nama rantai induk. Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Antara angka dengan angka dipisahkan dengan tanda koma (,), sedangkan antara angka dengan huruf dipisahkan tanda jeda (-).
Berikut ini contoh pemberian nama pada senyawa alkana:
Demikian pembahasan materi Tatanama Senyawa Alkana dan contoh-contohnya. Silahkan juga baca materi lain yang berkaitan dengan senyawa alkana yaitu sifat-sifat dan pembuatan alkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar